PelangiAsean.com Partner Sejati Untuk Permainan Kartu Anda , Mudah Menangnya Banjir Hadiahnya :) I STATUS BANK : | BCA - ONLINE | MANDIRI - ONLINE | BNI - ONLINE | BRI - ONLINE | DANAMON - ONLINE | PERMATA - ONLINE | PANIN - ONLINE | Untuk LOGIN SITE Di HandPhone menggunakan Link : pelangikiukiu.net dan juga temanpelangi.com
LightBlog

Friday, April 19, 2019

Pithecanthropus Love(s) Story: Cinta Tanpa Tanda Jasa

Bla...bla..blaaa... Cinta


Cinta, kata yang udah sering banget kita dengar. Kata yang sepertinya terlalu umum untuk dibicarakan. Seperti tak ada yang sepsial lagi dari cinta, karena setiap orang pasti pernah merasakanya. Tukang becak, tukang kayu, tukang es cendol, mbak-mbak alfamerit, direktur, orang kota, orang utan, orang miskin, orang kaya, orang kaya orang utan. Semua pasti mengenal yang namanya cinta. Bahkan cinta itu lebih terkenal daripada Cristiano Ronaldo.

Anak TK, SD, SMP, SMA, Mahasiswa, Dosen, Rektor, Menteri, Presiden dan anggtora DPR pun tak dapat jauh-jauh dari aktivitas tentang cinta. Cinta kepada tuhan, teman, pacar, istri, selingkuhan, ataupun kepada pekerjaan. Cinta bahasa yang telah universal, terlalu universal untuk Gue khususkan.

Mungkin sebagian orang mulai muak mendengar kata ini. Mungkin karena terlalu sering telinga mereka di rasuki oleh kata-kata memauakan bernama "cinta".

Tapi mau bagaimanapun. Cinta ada sebuah bumbu wajib yang harus dirasakan dalam kehidupan setiap manusia. Dan sudah tentu pula cerita cinta antara mamalia satu dengan mamalia lainya berbeda-beda. Ada yang berakhir kecewa, dan ada pula yang di awalnya saja bahagia, nah loh... maklumlah Gue sebagai jomblo di masa kini selalu skeptis memandang birunya cinta.

Sekian lama menjomblo, Gue hanya bisa mengingat-ingat lagi kisa-kasih Gue di masa purba dulu. Kisah-kasih prasejarah, kisah kasih seorang manusia yang tenggelam dalam masa lalunya. Inilah kisah "Pithecanthropus Love Story."Ceritas cinta manusia purba dari pulau jawa.

Cinta Tanpa Tanda Jasa.
Remaja, peralihan antara masa kanak-kanak ke masa dewasa. Masa dimana kenangan indah manusia merdeka mulai di tuliskan dalam lembarang kerta kehidupan. Pengalaman-pengalaman mengesankan terjadi disini. Sebuat saja masa smp-sma, pertama kalinya merasakan cinta sama monyet... eee cinta monyet maksud Gue.
Gue ga paham kenapa di bilang cinta monyet, Gue bukan monyet, ibu Gue bukan monyet, ayah gue juga bukan monyet !!! tapi pertanyaan itu agaknya terjawab saat gue kelas 1 SMP. Semakin hari rambut di tubuh gue semakin banyak yang tumbuh. Mulai dari ketek..hidung..kaki.. dan daerah sektiar wilayah si Jhoni. "Gila, Kalo tumbuh terus kaya gini, bisa-bisa jadi monyet beneran gue..!!!"Pikir gue. Tapi, bukan monyetnya yang menjadi Gue permasalahin. Melainkan "cinta"nya.

Menurut Gue, cinta monyet itu ada 4 macam. Yang pertama, cinta tanpa tanda jasa. Yang kedua, cinta kepompong. Yang ketiga, cinta romantis. Yang keempat adalah cinta lokomotive kereta. Dan Gue udah pernah ngalamin kesemuanya di masa remaja.

Yang pertama adalah cinta tanpa tanda jasa. Cinta satu arah yyang Gue alamin sama seorang gadis yang mungkin juga baru aja ngalamin menstruasi. Lysa. Nama yang manis semanis manusianya. Kalo minum kopi, ga perlu nambahin gula.

Cerita berawal ketika Gue duduk di kelas 7 SMP. Suatu ketika, jam kosong melanda kehidupan di kelas. Jam kosong merupakan peristiwa langka bagi kami, karena guru guru disini hobi banget ngajar, dan serius-serius pula. Karena nggak ada kegiatan, temen2 gue mulai berinisiatif untuk berisik dan bertingkah laku seperti orang kesurupan. Super bising, bikin Gue pusing, dan kebelet boker.

Sambil menyandarkan pundak, Gue mencari cari kegiatan apa yang bisa bikin Gue ga mati gaya. Lalu tiba-tiba Jibril memberi wahyu kepada Gue, Gue liat cermin disamping whiteboard kelas, disana terpantul sebuah objek yang menimbulkan sebuah stimulus di otak Gue (Pintu pembatas kelas yang berlubang).

Senyum sumringah otomatis terbentuk di wajah Gue. Diam-diam Gue mendekati pintu itu dan melihat ke dalam lubang. Niat Gue sih, cuma mau liat sedang apa cewek2 kelas sebelah. Tapi rencana Gue udah diketahui oleh teman-teman cowok sekelas Gue. Gue melihat kebelakang, terlihat wajah mereka mengeluarkan tanduk di bagian jidatnya, (gawat).

Mereka mengira gue ngintip CD cewek kelas sebelah yang mungkin aja rok nya menganga. Lalu dengan tanpa tedeng aling-aling, mereka berlari beramai-ramai ke arah Gue dengan kecepatan penuh di tambah dengan dorongan tambahan dari kentut yang tanpa sengaja mereka keluarkan saat berlari, mereka mendorong Gue menghantam pintu yang menyebabkan pintu pembatas antar kelas Gue dan kelas sebelahpun kelas sebelah pun tersontak, gurunya pun tersontak, tukang sapu yang lagi nyapu di depan kelas sebelah pun tersontak, jam dinding pun tersontakm hingga waktu rasanya berhenti sejenak saat pertama kali gue ngeliat dia. Gue jatuh paling jauh masuk ke kelas sebelah dan Gue jatuh dengan pose kepala menghadap kebawah rok seorang cewek "Wih putih!!@@"teriak Gue responsif.

Selanjutnya, kami pun di jewer dan digiring ke ruang bimbingan dan koseling oleh guru mapel kelas sebalah yang kami dobrak pintunya. ini pengalaman pertama kali gue masuk diruang ini. Tapi bukan ini intinya, remaja yang memandangi ruangan ini ada yang gue perhatiin. dan mendebarkan dada gue secara tiba-tiba.

Pulang Sekolah.

Bel berding dan doa bersama di senandungkan lewat speaker kelas. Gue dan cewek tadi secara tidak sengaja keluar dari kelas kami masing-masing secara berbarengan. Seperti di komando, kami pun saling lihat-lihatan. Dia nampak ingin melangkah menghampiri Gue. Lalu entah kenapa Gue jadi takut dan akhirnya lari ngiprit menuju ke parkiran sepda yang ada di depan kelas Gue. Kemudian dengan terburu-buru, Gue menggowes sepada Gue yang terparkir paling depan sendiri dengan sekencang-lencangnya meningglakan pintu gerbang sekolah.

Dalam perjalanan, Gue kepikiran cewek tadi, cewek yang kemarin. Gue sepertinya pernah melihat dia. Gue terus inget-inget, inget-inget-inget. 'oh, murid les ayah Gue waktu sd.' Gue masih inget waktu itu dia pernah les dirumah Gue, dia di kerjain oleh temennya : Sepedanya di iket pake tali plastik ke tiang rumah Gue.

Sampai disekolah Gue langsung menghampiri si (disiplin) ubay di kelasnya. Ubay adalah siswa yang kalo berangkat ke sekolah selalu kepagian. Bahkan, pintu kelas belum terbuka dia sudah sampai di depan kelas. Ubay adalah temen satu SD Gue, dan temen satu kelas cewek yang kemarin yang secara ga sengaja gue lihat dalemanya.

Sepeda Gue parkir, rambut Gue sisir. Gue melenggang mantab masuk ke kelas Ubay. menyapa Ubay, lalu sekonyong-konyong duduk di sebelah Ubay.

"ada apa?" tanya Ubay sambil mencetin Jerawat.
"mau tanya-tanya, Bay... "jawab Gue.
Lalu tiba-tiba suara misterius muncul di sudut kanan dalam kelas. "woy!!!" gue dan Ubay pun menegok ke kanana secara refleks dan berbarengan secara kompak. (Jeng-jeng-jeng-jeng...) Ternyata cewek yang kemarin udah ada di kelas ubay sedari tadi. "kampret..." ucap Gue dalam hati.

ëh kamu yang kemarin kan?" tanya cewek itu sambil duduk di depan Gue."
"yang kemarin apa ya?" Gue pura-pura bego.

"udah ga usah ngeles, guru BK udah jelasin ke aku kalo yang kejadian kemarin itu tidak sengaja." dia mencoba menenangkan Gue.

"e'ehhh.." Gue berbunyi. Rasanya jantung Gue kaya dilumerin es cendol. Plong...
Tangannya di sodorin ke Gue, "nama ku Lysa"
Gue sambut tangannya dan membalas "Baskoro."
"hahaha.. nama kamu jadul,"bunyi dia.
"hahah... iya jadul, jadul banget." balas Gue sambil jalan keluar dari kelasnya karena tengsin sendiri tanpa sebab dan akibat.
Esok harinya, muncul sebuah peristiwa romantis antara Gue dan Lysa. Saat gue pagi-pagi sudah datang di kelas, lihat Lysa sedang piket menyapu teras kelas. Tanpa sadaer, pancaran tatapan mata Gue terhadap Lysa membuat Lysa menyadari keberadaan Gue. Dia pun berhenti menyapu dan melihat Gue yang beridiri mamtung di depan kelas. Mata kami pun bertemu, dan kami pun saling melempar senyum.

Tapi tiba-tiba Lysa meninggalkan momen ini, masuk ke kelas. Gue ga tau kenapa tiba-tiba Lysa masuk ke kelas dan meninggalakn Gue yang terpesonda dengan begitu saja?

Mungkin aja dia eneg abisss sama Gue. Mungkin saja Lysa merasakan hal yang sama seperti apa yang Gue rasakan. Atau mungkin juga Lysa geli karena melihat cabe yang menempel di sela-sela gigi Gue waktu nyengir tadi. Entahlah, hanya Lysa dan tuhan yang tahu kenaap Lysa masuk ke kelas secara tiba-tiba tadi.

Enam hari setelah berkenalan. Temen sekelas Gue, si Balig. Ngasih tau Gue kalau besok adalah tanggal ulang tahun si Lysa (Kesempatan).

Hari itu dengan uang hasil pecah celengan, Gue datengin gift shop dan membeli sebuah boneka babi berwarna pink sebagai hadiah buat ulang tahu Lysa.

Waktu itu masih belum jamannya, anak SMP pegang HP. Karena jaman itu, HP bukanlah barang wajib yang harus dimiliki untuk berkomunikasi, di sebabkan harga HP dan pulsanya masih terhitung super mahal. Mau nelfon saja, ayah Gue mesti ke wartel dulu, buka-buka buku telefon buat nyari nomor kontak orang yang ingin di telfon. Acara sinetron di tivi juga masih pake HP berantena yang berukuran besar kalo lagi adegan telfon-telfonan. Dan sudah pasti Gue ga bisa seperti anak jaman sekarang yang dengan gampangnya bisa ngirim pesan 'selamat ulang tahun'ke gebetan tengah malam menjelang dini hari di hari ulang tahun gebetan.

Hingga hari esok pun tiba, Gue udah apalin dan nyanyiin lagunya jamrud 'selamat ulang tahun' berkali-kali di sepanjang perjalanan menuju sekolah. Gue datang lebih awal dari biasanya, tujuanya sih biar Gue jadi orang yang pertama ngasih kado dan ngucapin selamat ulang tahun buat Lysa(Biar berkesan gitu...). Akhirnya, dia datang dan menuju ke kelasnya. Hati gue dag-dig-dug duer daia...

Kamprettt, Gue cuma berani ngasih senyum ke Lysa waktu dia melintas di depan kelas Gue. Walaupun dia membalas senyuman dari Gue, tapi kado yang ada di tas yang Gue bawa ga jadi Gue berikan kepada Lysa pagi itu juga.

Pulang sekolah, akhirnya kado ini pun Gue titipin lewat temen Gue si Balig teman SD Lisa yang juga satu kelas sama Gue. Dan keminderan Gue semakin menjadi-jadi. Setelah hari ulang tahun Lysan pun Gue masih nggak berani untuk berbicara face to face secara langsung dengan Lysa.

Kala itu, belom tren istilah yang namanya 'Galau'. Tapi Gue bener2 bingung sama perasaan Gue. Gue remaja berusia 12 tahun yang masih labil dan terserang perasaan 'Galau' tingkat dewa.

Akhirnya, setelah semedi di gunung hua kow, Gue putusin untuk ungkapin perasaan Gue terhadap  Lysa lewat surat. Malam - malam Gue begadang bikin kata-kata yang sekiranya lebay dan gombal banget. "dearLisa, kamu cantik banget. Aku suka kamu. Mau kah kau mengisi ruang rindu ini? By Aa'Baskoro'. " Ya. seperti itu isi surat Gue dan itu Gue pikirin semalaman. (Absurd & lebay). Tapi, seperti biasa, Gue ga berani ngasihin langsung ke dia. Gue minta Baliq buat jadi pak pos tanpa perangko Gue.

Sehari setelah itu, surat balasan dari Lysa datang. Mendapat surat dari Lysa saja, Gue udah seneng banget waktu itu. Hati Gue kalo di gambarin, seperti ada penari warognya di dalam, penari warog yang kaya pengamen di lampu merah. Pegang cemeti sambil bunyiin sound system portabel, mecutin aspal, lalu joget ala warog dari daerah jawa timur gitu.. rame rasanya.

Hari itu penuh bunga, namun Gue masih saja tak berani memandang dan berbicara langsung kepadanya. Pulang sekolah gue sempat berpapasan sama dia, Lysa. Mata kita bertemu saat itu, namun Gue kikuk dan mati gaya. Di parkiran sepeda, Gue masih saja hanya mampu membalas senyuman dari Lysa.

Gowes sepeda dengan semangat agart cepat sampai rumah. Surat dari Lysa pun Gue buka dengan segera. Dan... Hati gue hancur. "Terima kasih sudah suka sama saya untuk sementara, saya cuma bisa respect sama kamu," ungkap Lysa dalam suratnya.

Tapi Gue ga nyerah... bermodal meniru cara yang Gue lihat di ftv Gue ngasihin kado buat dia di hari-hari penting. Hari pramuka Gue kasih kado topi pramuka cewek buat dia, hari lebarang Gue kasih jam tangan hasil dari uang THR dari om dan tante. Hari valentine Gue kasih coklat ke dia. Tapi Gue masih saja ga berani memandang serta ngomong apalagi ngasihin langsung semua kado-kado itu ke dia. Semuanya Gue kirimin lewat pak pos tanpa perangko Gue. Si Baliq.

Tapi ternayata semua itu ga memperbaiki keadaan. Gue bukannya semakin pede kalo liat dan ketemu Lysa, tapi malah semakin minder. Dan semuanya jadi semakin buruk ketika muncul pesaing Gue. Mukanya terbuat dari tikar, orangnya pede gila dan sayang nya cewek cewek lebih suka remaja yang kaya gitu.

Pada masa itu belum ada istilah alay, dan saat itu orientasi seorang cewek gaada perasaan gengsi bergaul dengan anak alay. Dan sayangnya lagi, pesaing Gue saat itu ada seorang alay sejati. Berangkat ke sekolah naik motor alfa dengan celana pendek, helm cakil, serta pakai kacamata hitam. Kaca mata yang selalu ia pakai waktu keluar dari kelas. Seperti dugaan pas pos Baliq, Lysa lebih tertarik sama manusia alay itu.

Nggak beberapa lama, mereka jadian. Gue galau tingkat dewa. Dan Gue jadi mikir kenapa Gue ga bisa jadi cowok yang percaya diri kaya si monyet alay itu? dan cerita cinta tanpa jasa gue berhenti sampai disini. Cinta yang ga terbalas oleh Lysa. Karena Lysa lebih memilih cintanya si Monyet !!!


"Baskoro

No comments:

Post a Comment